Jatibening, SBN-
Warga Rt 004 RW 001 Kelurahan Jatibening Kecamatan Pondok Gede, Kota Bekasi, keberatan dengan akan di bangunnya Apartemen Urban City Suites di wilayah tersebut. Apalagi pemukiman warga tersebut kini dikurung oleh tembok beton, serasa diisolir, sekaligus juga diawasi oleh CCTV yang di pasang diatas pohon.
Hadir Kepala Kelurahan Jatibening, Miyana, konsultan PT.Karsa Buana Lestari Yudha, Radit dari pengembang PT Urban Jakarta Propertindo, Dinas BPLH Kota Bekasi Fenti, Babinsa Jatibening, Bimaspol, Ketua Karang Taruna Jatibening, Ketua RW 001 Jatibening, Ketua Rt 004 Jatibening , para tokoh masyarakat, tokoh pemuda dan warga Rt 004 Rw 001 Jatibening, dimana pertemuan dilaksanakan di lokasi yang akan di bangun apertemen tersebut, Sabtu 23/2/19.
Rahmatullah Ketua Karang Taruna Jatibening yang mendampingi warga dalam pembahasan masalah warga keberatan tempat tinggalnya di tutup dan tidak ada akses jalan oleh pengembang tersebut. Rahmat prihatin kepada para pengembang yang begitu sangat arogan karena jalan yang menuju rumah ke warga di tutup dan di kurung akses jalannya.
“Mewakili para warga yang merasa di zholimi memohon kepada pengembang supaya di beri akses jalan. Jangan di kurung seperti binatang. Saya sebagai Karang Taruna Jatibening tidak pernah di ajak bermusyawarah. Setelah kita semua berteriak teriak baru di undang Lurah dan RW. Jangan bohongi warganya dan jangan di intimidasi. Tadinya baik harus baik apapun suku agamanya, tapi siapa pun orangnya kalau tidak baik ya kita lawan,” tegas Rahmat.
Jadi jangan berbicara Amdal dulu karena para pengembang belum bisa memenuhi tuntutan warga. Selesaikan dulu dengan warga jadi bapak enak warga pun enak ,insya allah kalau urusan dengan warga terpenuhi warga pun akan dukung mungkin 1000 % , lanjut Rahmat.
Sedangkan Karto, salah satu warga yang memendam kekesalannya karena akses rumahnya terkurung. Menyampaikan bahwa cara cara semacam ini cara cara biadab. Sebab warga di anggap kaya binatang kelinci atau tikus. Mau jalan mentok sana mentok sini karena sudah dikelilingi beton. Motor saja ga bisa lewat senggol sana senggol sini.
Karto pun mengingatkan, jika bapak sekarang pejabat besok setelah pensiun sama seperti kami. Presiden pun begitu juga akan seperti kami. Kami kurang lebih sudah 1 tahun terkurung kaya binatang. Saya menangis dan wargapun juga histeris. Ini jaman sudah berubah, bukan jamannya lagi warga mudah diintimidasi, geram Karto.
Sementara Budi Santoso, warga yang Rumahnya terkurung diantara tembok tembok beton, tak kuasa memendam kekesalannya. Dengan tegas dikatakannya ketidaksetujuannya, apabila lahan tersebut buat bikin apartemen tapi kalau buat taman atau yang lain silakan, katanya.
Sementara sejumlah warga lainnya menghendaki adanya akses jalan selebar 3 meter hingga ke pinggir jalan sebagai akses jalan bagi warga. Selain mendesak pengembang apartemen untuk membuat standarisasi lingkungan bagi pemukiman yang berada di sekitar apartemen. Disamping warga mempertanyakan ijin ijin yang membolehkan pembangunan apartemen di lokasi ini, mengingat warga masyarakat tidak pernah dilibatkan. Tiba tiba saja ada sosialisasi publik terkait Amdal Apartemen. (tim; foto gs
